Kamis, 12 Maret 2009

manisnya cinta

Jadi, Manisnya Cinta Kayak Cokelat Apa Kayak Gula-gula Sih?


Cokelat, semua tahu makanan ini dong? Hampir semua orang juga menyukainya. Termasuk kamu juga tentunya, kan?!

Rasanya yang manis dan pahit selalu menggoda untuk dicoba. Seperti dunia percintaan. Mulai orang tua sampai anak muda boleh dan berhak merasakan manisnya gula-gula cinta. Mereka pun nggak bisa menolak pahitnya cinta yang terkadang ngelebihin pahitnya dark chocolate.

Siapa sangka Cherry pun menemukan cinta pada pandangan pertamanya di toko gula-gula yang sering didatanginya. Wah… pasti perasaan Cherry lebih manis saat itu dibanding gula-gula dan cokelat yang ada disana. Pria itu ternyata bernama Andes.

Siapa yang menduga, kalau Andes menemukan cinta pada pandangan pertamanya saat berniat meminjam buku pada temannya. Wuih… pasti perasaan Andes nggak kalah manisnya dengan cokelat kacang almond cadibean yang biasanya dibeli di toko gula-gula yang sama didatangi oleh Cherry. Tapi, siapa nama perempuan yang disukai Andes itu ya?

Siapa yang ngira, jika Angga yang masih kecil bisa jatuh cinta pada pandangan pertamanya di rumah sakit. Gak manis ya?! Tapi, kalau cintanya bener-bener dibawa sampai dewasa, nggak kalah manisnya dari gula-gula dan cokelat almond cadibean dong?!

Nah..lho.. Jadi ribetkan?! Ini novel cinta segitiga ya? Tentu bukan! Yang jelas novel ini berisi kisah cinta yang manis banget, walaupun pada bagian awal novel ini agak membosankan. Sama seperti permen dan cokelat semakin dikulum semakin keluar rasanya nikmatnya.

Tapi apa yang sebenarnya terjadi pada Cherry dan Andes? Dan Siapa yang disukai oleh Angga sebenarnya? Rahasia dong. Baca aja bukunya!

Manis dan pahitnya cinta yang tergambarkan bagaikan cokelat atau gula-gula, Bisa kamu temui di dalam novel Gula-gula Cinta karya Sellia Kharisma yang diterbitkan oleh GagasMedia. Karakter Cherry yang manis kayak cokelat dan gula-gula bisa kamu temuin di novel ini lho. Bagi pencinta novel, bagus niee jd salah satu koleksi kamu-kamu :)

cinta

Banyak orang mengatakan cinta itu buta..
Ada juga yg bilang cinta itu anugrah..
Kadang ada tawa..
Kadang juga ada luka..
Banyak pecundang cinta..
Namun tak sedikit yg setia..
Penuh rasa, penuh warna, & penuh tanda tanya.. ? ? ?
Apakah sebenarnya CINTA..? ? ?
Yang kadang membuat kita bahagia..
Bahkan dapat membuat kita gila..
Emm.. Cinta.. Cinta..
Walau ia menyiksa..

Rabu, 11 Maret 2009

Kisah Cinta Bertepeuk Sebelah Tangan

Ini hanya sebuah cerita seorang teman. Sebut Saja Kikish nama na! Dia bercerita kalau dia sedang kangen dengan seseorang. (Aku tersenyum-senyum ketika dia bilang kalau sedang kangen. Hahaha... anak itu memang suka mengumbar kangen).

"Nikmati saja kangennya, Kish!" kataku menanggapi. "Kalau nanti sudah ketemu, kan sembuh kangennya." lanjutku

"Tapi yang ini beda." Beda? Beda gimana?"

"Aku kangen dengan orang yang kusayangi, tapi nggak bisa kumiliki. Jadinya kan nggak ketemu (kangennya)."

"Ya, sudah... dinikmati saja kangennya. Toh cinta itu membebaskan."

"Yah, emang enak 'makan cinta'?"

Memang ngomong lebih mudah daripada menjalaninya. Apa sih enaknnya sewaktu cinta bertepuk sebelah tangan atau bila kita tak bisa berharap terlalu banyak pada orang yang dicintai?

Kadang aku juga nggak habis pikir dengan satu kata yang nggak ada habisnya itu : CINTA. Rasanya setiap hari kata cinta itu berhamburan di mana saja. Mulai dari pembicaraan di meja makan, sampai saat akan meletakkan kepala di atas bantal. Dan kadang aku juga capek ketika merenung-renungkan arti cinta itu. Apa sih cinta itu? Terlalu banyak definisi tentang cinta. Mulai dari yang sederhana sampai yang njlimet dan membuat kening berkerut. Tetapi sepertinya permasalahan cinta hanya berlaku bagi pasangan muda-mudi. (Apa iya?)

Kupikir-pikir cinta itu berarti memberi hati. Dan, memberi hati itu nggak ngampang lho.! Karena memberi hati itu artinya memberi diri kita sendiri kepada orang yang kita cintai agar orang yang kita cintai menjadi lebih baik, lebih maju, dan lebih bahagia (dan memberi diri itu berarti mengikis habis ego diri sendiri), Dengan begitu, mencintai berarti membebaskan. Lalu kalau begitu, sebenarnya tidak ada masalah jika cinta kita ditolak, wong kita niatnya "memberi" dan membebaskan dia untuk menerimanya atau menolaknya, kan? Memang, mungkin penolakan itu diikuti sakit hati. Gimana nggak sakit hati kalau segala daya dan upaya yang kita kerahkan dicuekin? Tapi bukankah dengan ditolak kita sadar bahwa pemberian atau usaha yang kita kerahkan itu berpamrih? Dan dalam kamus cinta, pamrih itu tabu. Karena kalau kita berpamrih, kita hanya mencintai diri kita sendiri.

Maka, kupikir Kikish barangkali harus banyak belajar, bahwa jika kita mencintai tidak berarti harus balik dicintai. Dan tak ada salahnya jika kangen yang ia miliki tidak dibalas kangen oleh orang yang ia cintai.

Nb : Menikmati kangen yang tak berbalas itu memang lebih banyak sakit hatinya, tetapi dengan begitu kita juga dapat merasakan kecewanya Tuhan karena kangen-Nya tidak kita balas.

Minggu, 22 Februari 2009